Senin, 24 Oktober 2011

faidah pembahasan al 'ain

faidah:

- 2/3 umatku( umat nabi muhammad) mati karena rasa ketakjuban
- al 'ain tidak semuanya karena adanya rasa hasad

- hendaknya jika melihat kepada saudaranya adanya rasa takjub,
kita mengucapkan tabrik ( yakni, ucapan Masya Alloh, Barokallohu fiyk..atau semisalnya )

- banyaknya penyakit dikarenakan manusia sendiri yg lalai dari mengingat Alloh,
kecelakaan pada mereka disebabkan ulah mereka sendiri. dari lisan, hati, pandangan

- al 'ain tidak selamanya disertai dengan rasa hasad, namun bila disertai rasa hasad
maka sanjungan itu merupakan sanjungan yang mematikan.

- andai ada hal yang kuasa mendahului kehendak Alloh, niscaya itu adalah al 'ain
( begitu besarnya pengaruh al 'ain )

- solusi mencegah al 'ain yaitu dengan selalu mengingat Alloh, apabila sudah terjadi
maka kita melakukan ruqyah syar'iyyah...

- sumber malapetaka, bencana karena kelalaian manusia kepada Alloh subhanahu wa ta'ala

wallohu a'lam

Selasa, 13 September 2011

Bab Niat yang ikhlas hanya kepada Alloh Subhanahu Wa ta’Alaa


Bab Niat yang ikhlas hanya kepada Alloh Subhanahu Wa ta’Alaa
Hadits Bab Niat
HR.bukhari || No : 1

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

( disarikan sedikit dari Fathul Baari )

1.   Setiap perbuatan harus didasari dengan niat, seakan akan memberi pengertian bahwa niat itu bermacam macam sebagaimana bermacam macamnya perbuatan.
2.   Perbuatan yang dimaksud di dalam hadits tersebut diatas adalah yang bersifat ‘ibadah, sehingga perbuatan orang kafir tidak termasuk di dalamnya, walaupun mereka diperintahkan untuk melaksanakan dan akan mendapat hukuman apabila meninggalkannya.
3.   Baidhowi berkata: “ Niat adalah dorongan hati untuk melakukan sesuatu dengan tujuan , baik mendatangkan manfa’at ataupun menolak madhorot, sedangkan syari’at adalah sesuatu yang membawa kepada perbuatan yang diridhoi Alloh dan mengamalkan segala perintah-Nya “

-          Bersambung  -


Dari saya:
-          Bahwasanya permasalahan niat di dalam setiap perbuatan seorang hamba adalah perkara penting yang selayaknya diperhatikan bagi hamba yang berfikir.
-          Sebagian manusia menyepelekan masalah niat ini, sehingga berakibat kepada proses perbuatannya dan juga berpengaruh kepada tujuan dari perbuatan yang dilakukan.
-          Niat yang ikhlash liLLAHI ta’Alaa pada perbuatan yang kita anggap kecil, bisa jadi besar di sisi Alloh Subhanahu wa ta’Ala, dan bisa jadi perbuatan yang kita anggap besar nilainya di mata kita, tidak ada nilainya sama sekali di sisi Alloh Tuhan kita.


.:: bila ada kata saya yang salah mohon dikoreksi, dan semoga Alloh mengampuni atas pemahaman saya yang dangkal ini ::.